Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Benih WIjen

 


Pada zaman dahulu, ada seorang petani yang mendengar informasi bahwa menanam wijen hitam akan memperoleh hasil panen yang berlimpah, dan selain itu wijen hitam juga kaya akan nutrisi. Setelah mendengarnya dia memutuskan untuk segera menanam wijen.

Setelah mempersiapkan dan membersihkan ladangnya, dia segera berangkat untuk membeli benih wijen. Ketika tiba di toko benih dia pun menanyakan tentang benih wijen hitam. Dia menanyakan cara menanamnya, kondisi penjualannya dan bagaimana rasanya saat di makan.

Dia mengajukan banyak pertanyaan, berhubung ingin memeriksa wijen  itu harum atau tidak petani itu mengambil segenggam wijen  dan memasukkannya ke dalam mulut. Wijen mentah terasa sepat dan pahit ini. Kemudian dia berkata

“Ini tidak lezat, siapa yang mau membelinya “.

Pemilik toko benih berkata

“Wijen mentah tentu saja rasanya sepat dan pahit, tetapi jika di sangrai terlebih dulu wijen ini akan harum dan kaya nutrisi.

Akhirnya dia membeli sekarung benih wijen. Setelah pulang kerumah dia menyalakan tungku dan menuang semua wijen kedalam wajan  Dia menghabiskan waktu sepanjang hari untuk menyangrai wijen hingga panas matang dan harum.

Dia sangat gembira karena setelah di sangrai wijen-wijen itu menjadi sangat harum dan saat di cicipi wijen itu juga terasa lezat, Dengan puas dan gembira dia membawa benih-benih wijen yang telah matang itu ke ladangnya. Kemudia dia mulai menabur benih wijennya dengan sangat bersusah payah.

Setelah menabur benih, dia merawat ladangnya setiap hari. Melihat rumput-rumput tumbuh semakin tinggi diapun bersungguh hati mencabutnya. Namun benih-benih wijen tetap tidak bertunas.

Dia merasa sangat pusing, petani di sebelah ladangnya yang melihatnya bekerja keras setiap hari merasa heran mengapa benih-benih wijennya tidak bertunas dan bertanya padanya:

“Mengapa benih-benih mu begitu buruk”

 ia menjawab

“Mana saya tahu, Ini baru pertama kalinya saya menanam wijen. Jadi tidak tahu mengapa benih-benih ini tidak bertunas”

“Saya akan memeriksanya kembali”

Petani itu lalu berjongkok dan menggali tanah,  ia melihat benih-benih yang sudah matang itu petani itu lalu bertanya

“Mengapa benihmu matang”

“Ketika saya membeli benih wijen ini, pemilik toko sudah mengajari saya berbagai cara menanam wijen. Saya juga mencoba  mencicipi wijen mentah tetapi rasanya tidak enak. Dia memberitahu bahwa setelah di sangrai wijen akan menjadi harum. Setelah pulang ke rumah ya saya menyangrai nya lalu menanamnya. Saya sudah melakukan semuanya sesuai ucapannya”.

Lalu petani itu tertawa terbahak-bahak dan berkata,

“Kamu bodoh sekali, kenapa tidak berpikir. Cara yang di ajarkan pemilik toko padamu itu tidak salah, namun menyangrai wijen hingga matang dan harum itu merupakan langkah pembeli untuk dimakan. Kamu sudah menyangrai benih wijen hingga matang, bagaimana benih ini bisa bertunas dan berakar?”.

Keinginan seseorang untuk meraih kesuksesan secara instan dengan meniru orang lain, sering kali menimbulkan salah pemahaman terhadap proses pencapainya. Mereka melupakan bahwa untuk meraih kesuksesan perlu memakai cara yang tepat dan setiap pertumbuhan memiliki urutannya. 


Post a Comment for "Kisah Benih WIjen"